Semakin lama pandangan punk makin luas. Tapi penekanannya selalu tetap di bagian yang sama. Punk adalah sebuah semangat untuk menghadapi hidup dengan kreativitas tinggi.
Biasanya mereka yang memulai hidup sebagai punkers adalah kelas menengah ke bawah. Dan punya tujuan yang sangat simpel. Tidak mau di ganggu, minum-minum, dan mendengarkan musik. Cuma tiga itu saja. Tentunya untuk terus hidup seperti itu enggak bisa terjadi begitu saja Sama dengan proses munculnya skinheads. Mereka tumbuh jadi orang yang bekerja keras di siang hari. Tujuannya memang hanya mengumpulkan uang untuk having fun di malam hari.
Tapi satu semangat mereka adalah untuk independent atau tidak tergantung kemana-mana. Jadi punkers selalu berusaha untuk bekerja apa pun. Inilah yang menunjukan semangat punk yaitu untuk hidup mandiri.
Do It Your Self. Ideologi D. Tidak tergantung pada siapa pun. Selama hal itu masih bisa kita lakukan sendiri kenapa tidak kita lakukan? Yang menghapuskan individualis tadi adalah semangat equality yaitu semangat kebersamaan antara sesama punkers. Lebih jelas lagi jika kita lihat kondisi sebuah band. Sebuah band punk yang menganut D. Mulai dari proses produksi, penggandaan sampai soal distribusi.
Untuk menangani hal itu sangat berat jika dilakukan oleh satu dua orang saja. Di sinilah mereka sangat memerlukan kebersamaan. Semangat kebersamaan demi tujuan bersama. Modal lain untuk melakukan semua itu semua adalah brani! Jangan lupa oi…, kita juga harus punya otak.
Kalau otak kita kosong, kita bakal kena tipu terus. Bagaimana kita harus bisa menghadapi perubahan, dan mengerti tentang situasi politik? Walau memang tidak harus di sekolah formal.
Seseorang yang benar-benar bisa menghadapi tantangan hidup. Selalu siap menghadapi berbagai keadaan. Bukan berarti kita harus selalu tidur di pinggiran jalan. Tapi kita siap kalaupun harus hidup di pinggir jalan. Bukan cuma berani menggunakan celana jeans ketat, rambut mohawk, atau sepatu boots saja. Tapi kita juga harus malu kalau masih harus terus minta uang ke orang lain. Meskipun itu orang tua kita sendiri. Betul gak huny…. Politik Ideologi politik yang sering diasosiasikan dengan punk adalah anarkisme.
Banyak aktivis-aktivis punk yang terlibat dalam ideologi politik ini. Kemudian, jikalau sebuah band membantah dirinya berideologi politik sebarnya mereka justru menjadi bagian dari ideologi politik karena setidaknya mereka pasti tidak puas dengan kebijakan pemerintahannya. Ketika punk bertujuan untuk memperjuangkan ideologinya, kita dapat menyebut mereka dengan Progresive. Punk di Indonesia banyak yang beraliran kiri atau kanan.
Kemapanan conformity Kemapanan dan ketidakmapanan menciptakan salah satu kesalahpahaman terbesar dalam ideologi Punk. Sebenarnya persoalan utama dibalik gerakan punk adalah kebebasan berpikir. Dalam politik, hal ini menciptakan sekumpulan free thinker yang menganjurkan anarki, dalam musik, free thinker menghasilkan suatu sound atau genre baru dan unik. Kemapanan bagi punk dipandang sebagai bahaya sosial karena berpotensi untuk membatasi kebebasan berpikir, yang mana mencegah orang-orang untuk melihat sesuatu yang benar di masyarakat dan sebaliknya memaksa mereka untuk menuruti kehendak mereka yang disebut penguasa dari pemerintahan atau industri musik pop.
Anti kemapanan adalah kemudian sebagai hasil dari punk. Selling Out Selling Out atau menjual habis atau berkhianat merupakan salah satu permasalahan yang sampai sekarang masih menjadi dilema dalam gerakan punk. Pada umumnya, selling out berkaitan dengan penolakan seseorang atau kelompok didalam suatu komunitas punk karna mreka telah keluar dari akar ideologi punk yang sebenarnya.
Hal tersebut dapat terjadi karena perubahan status, kekuasaan atau kekayaan. Karena punk menganut anti-establisment sebagai salah satu bagian penting dari ideologi punk, sebuah jaringan label musik independent sangat besar berperan dalam mendistribusikan musik punk. Kemudian bagi sebagain komunitas punk, cara tersebut dirasa terlalu lambat berkembang dan tidak akan membuat perubahan yang berarti dalam kreativitas bermusik mereka sehingga mereka melanggarnya dengan bergabung dengan major lebal.
Bagi komunitas lainnya, hal tersebut tidak dapat dibenarkan. Agama diIndonesia ideologi beragama bukan menjadi salah satu persoalan yang besar karena memang mereka hidup dinegara yang beragama. Namun di dunia barat, kebanyakan punk diidentikan dengan kebebasan beragama oleh sebab itu sebagian besar banyak menganut agama alternatif seperti Buddha,Hindu dan Tao atau yang lainnya dan tidak sedikit yang agnostik atau atheist. Kemudian lahir juga counter nya yaitu Christian Punk.
Kalau diIndonesia tentu saja kita tidak dapat menyebutnya dengan Punk Muslim hehehehe , tapi lebih tepatnya Punk Straight Edge aliran punk yang bertujuan damai dan hidup bersih. DIY Do It Yourself Gerakan punk bergerak di lingkungan yang dikontrol oleh mereka yang berideologi berlawanan dengan punk.
Karena ini bertabrakan dengan gerakan kebebasan, orang-orang dalam punk scene mulai menciptakan perusahaan rekaman sendiri, mengatur konser sendiri dan menciptakan alat media sendiri.
Kemudian hal-hal ini dikenal dengan gerakan DIY. Sekarang tunggu hingga loading kelar. Ketika muncul window seperti gambar berikut, aka pilih Indonesia sebagai language,, time, currency, and location. Departemen Sosial RI mendefinisikan anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu : Street child are those who have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic street life anak jalanan merupakan anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya H.
A Soedijar, : Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia 5 — 18 tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan maupun ditempat umum. Kriteria Anak Jalanan Anak merupakan potensi sumber daya insani bagi pembangunan nasional, karena itu pembinaan dan pengembangannya pemberdayaan dimulai sedini mungkin agar dapat berpartisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara.
Namun, pada kenyataannya sumber potensi ini justru menjadi permasalahan di negara kita yaitu dengan adanya anak jalanan. Berdasarkan pengertian anak jalanan di atas maka dapat diketahui bahwa kriteria anak jalanan antara lain: 3 1. Kegiatannya dapat membahayakan dirinya sendiri atau mengganggu ketertiban umum.
Anak semi jalanan diistilahkan untuk anak-anak yang hidup dan mencari penghidupan dijalanan, tetapi tetap mempunyai hubungan dengan keluarga. Sedangkan anak jalanan murni diistilahkan untuk anak-anak yang hidup dan menjalani kehidupannya di jalanan tanpa punya hubungan dengan keluarganya Asmawati, : Kedua, anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, tidak sekolah, kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, dua bulan atau tiga bulan sekali biasa disebut anak yang bekerja di jalanan Children on the street Ketiga, Anak yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kategori anak yang rentan menjadi anak jalanan vulnerable to be street children.
Menurut Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia ; anak jalanan dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu : 1. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya children of the street.
Mereka tinggal 24 jam di jalanan dan menggunakan semua fasilitas jalanan sebagai ruang hidupnya. Hubungan dengan keluarga sudah terputus. Kelompok anak ini disebabkan oleh factor social 4 psikologis keluarga, mereka mengalami kekerasan, penolakan, penyiksaan dan perceraian orang tua. Umumnya mereka tidak mau kembali ke rumah, kehidupan jalanan dan solidaritas sesama temannya telah menjadi ikatan mereka.
Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua. Mereka adalah anak yang bekerja di jalanan children on the street. Mereka seringkali diindentikan sebagai pekerja migran kota yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di kampung.
Pada umumnya mereka bekerja dari pagi hingga sore hari seperti menyemir sepatu, pengasong, pengamen, tukang ojek payung, dan kuli panggul. Tempat tinggal mereka di lingkungan kumuh bersama dengan saudara atau teman-teman senasibnya. Anak-anak yang berhubungan teratur dengan orang tuanya. Mereka tinggal dengan orang tuanya, beberapa jam dijalanan sebelum atau sesudah sekolah. Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri, membantu orang tua dan disuruh orang tua.
Aktivitas usaha mereka yang paling menyolok adalah berjualan Koran. Anak-anak jalanan yang berusia di atas 16 tahun. Mereka berada di jalanan untuk mencari kerja, atau masih labil suatu pekerjaan.
Mereka biasanya kaum urban yang mengikuti orang dewasa orang tua ataupun saudaranya ke kota. Pekerjaan mereka biasanya mencuci bus, menyemir sepatu, membawa barang belanjaan kuli panggul , pengasong, pengamen, pengemis dan pemulung.
Kekerasan dalam keluarga. Dorongan keluarga. Ingin bebas. Ingin memiliki uang sendiri, dan 5. Pengaruh teman. Selain itu, menurut Sri Sanituti empat faktor penyebab pokok seorang anak menjadi anak jalanan antara lain: 1. Kesulitan ekonomi keluarga yang menempatkan seorang anak harus membantu keluarganya mencari uang dengan kegiatan di jalan. Ketidakharmonisan rumah tangga atau keluarga, baik hubungan antara bapak dan ibu maupun orang tua dengan anak.
Suasana lingkungan yang kurang mendukung anak menikmati kehidupan masa kanak-kanaknya. Rayuan kenikmatan kebebasan mengatur hidup sendiri dan menikmati kehidupan lainnya yang diharapkan diperoleh sebagai anak jalanan. Model Alternatif Penanganan Anak Jalanan Alternatif model penanganan anak jalanan mengarah kepada 3 jenis model yaitu family base, institutional base dan multisystem base.
Family base, adalah model dengan memberdayaan keluarga anak jalanan melalui beberapa metode yaitu melalui pemberian modal usaha, memberikan tambahan makanan, dan memberikan penyuluhan berupa penyuluhan tentang keberfungsian keluarga. Dalam model ini diupayakan peran aktif keluarga dalam membina dan menumbuh kembangkan anak jalanan. Institutional base, adalah model pemberdayaan melalui pemberdayaan lembaga-lembaga sosial di masyarakat dengan menjalin networking melalui 6 berbagai institusi baik lembaga pemerintahan maupun lembaga sosial masyarakat.
Multi-system base, adalah model pemberdayaan melalui jaringan sistem yang ada mulai dari anak jalanan itu sendiri, keluarga anak jalanan, masyarakat, para pemerhati anak ,akademisi, aparat penegak hukum serta instansi terkait lain.
Dengan metode penelitian pekerjaan penelitian akan lebih terarah, sebab metode penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan penelitian.
Oleh karena itu dalam bab tiga ini akan diuraikan mengenai berbagai hal yang termasuk dalam metode penelitian. Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data Suharsimi Arikunto, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkap data tentang faktor penyebab seorang anak menjadi anak jalanan.
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara. Dalam metode wawancara ini penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa anak jalanan untuk mendapatkan data mengenai penyebab seorang anak menjadi anak jalanan. Dalam metode wawancara ini, penulis sebelumnya membuat pedoman wawancara terlebih dahulu dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut: 1.
Persiapan, meliputi menentukan tujuan; menentukan bentuk pertanyaan; menentukan responden; menentukan jumlah responden; menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara; dan mengadakan hubungan dengan responden. Pelaksanaan, meliputi memilih pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan dalam rangka mengumpulkan informasi dan mengadakan wawancara. Penutup, meliputi menyusun laporan wawancara; mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara dan mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan wawancara itu.
Apakah Anda masih sekolah? Jika Anda masih sekolah, lantas apa yang Anda lakukan di jalanan? Dalam semingggu, berapa kali Anda melakukan pekerjaan ini? Kapan dan di mana Anda biasa melakukan pekerjaan ini?
Sejak kapan Anda melakukan pekerjaan ini? Apakah Anda masih mempunyai keluarga? Bagaimana kondisi ekonomi keluarga Anda? Apakah penghasilan dari pekerjaan ini cukup untuk kebutuhan sehari-hari? Yaitu: 'kekuasaan di dalam' keluarga, misalnya mengenai power within , kekuasaan untuk renovasi rumah, pembelian kambing power to 'kekuasaan atas power untuk diternak, memperoleh over , dan 'kekuasaan dengan' power kreditusaha. Adapun indikator pemberdayaan 5. Kebebasan relatif dari dominasi adalah: keluarga: responden ditanya mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seseorang suami, istri, 14 Ibid.
Namun uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa demikian, tidak semua intervensi ijinnya; yang melarang mempunyai pekerjaan sosial dapat dilakukan anak; atau melarang bekerja di luar melalui kolektivitas. Dalam beberapa rumah. Dalam konteks pekerjaan hukum-hukum waris. Keterlibatan dalam kampanye dan melalui tiga aras atau matra protes-protes: seseorang dianggap pemberdayaan empowerment setting : 'berdaya' jika ia pernah terlibat mikro, mezzo, dan makro. Aras Mikro.
Pemberdayaan orang lain melakukan protes, dilakukan terhadap klien secara misalnya, terhadap suami yang individu melalui bimbingan, memukul istri; istri yang konseling, stress management, crisis mengabaikan suami dan intervention. Tujuan utamanya keluarganya; gaji yang tidak adil; adalah membimbing atau melatih penyalahgunaan bantuan sosial; atau klien dalam menjalankan tugas- penyalahgunaan kekuasa-an polisi tugas kehidupannya.
Model ini dan pegawai pemerintah. Jaminan ekonomi dan kontribusi yang Berpusat pada Tugas task terhadap keluarga: memiliki rumah, centered approach. Aras Mezzo. Pemberdayaan Seseorangdianggap memiliki poin dilakukan terhadap sekelompok tinggi jika ia memiliki aspek-aspek klien. Pemberdayaan dilakukan tersebut secara sendiri atau terpisah dengan menggunakan kelompok dari pasangannya.
Pendidikan dan pelatihan, dinamika c. Strategi Pemberdayaan kelompok, biasanya digunakan Parsons et. Menurutnya, tidak ada kemampuan memecahkan literature yang menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapinya. Aras Makro. Pendekatan ini disebut retasi satu-lawan-satu antara pekerja juga sebagai Strategi Sistem Besar sosial dan klien dalam setting large-system strategy , karena pertolongan perseorangan.
Meskipun sasaran perubahan diarahkan pada pemberdayaan seperti ini dapat sistem lingkungan yang lebih luas. Membangun lobbying, pengorganisasian Masyarakat Ibid. Pemberdayaan harus pendekatan ini. Strategi Sistem diarahkan pada penghapusan segala Besar memandang klien sebagai jenis diskriminasi dan dominasi orang yang memiliki kompetensi yang tidak menguntungkan rakyat untuk memahami situasi-situasi kecil. Penyokongan: memberikan serta menentukan strategi yang tepat bimbingan dan dukungan agar untuk bertindak.
Pendekatan Pemberdayaan kehidupannya. Pem-berdayaan harus Pelaksanaan proses dan mampu menyokong masyarakat agar pencapaian tujuan pemberdayaan di tidak lerjatuh ke dalam keadaan dan atas dicapai dengan melalui penerapan posisi yang semakin lemah dan pendekatan pemberdayaan yang dapat terpinggirkan.
Pemeliharaan: Memelihara kondisi Pemungkinan, Penguatan, yang kondusif agar tetap terjadi Perlindungan, Penyokongan dan keseimbangan distribusi kckuasaan Pemeliharaan. Pemungkinan: menciptakan masyarakat. Pemberdayaan harus suasana atau iklim yang mampu menjamin keselarasan dan memungkinkan potensi masyarakat keseimbangan yang memungkinkan berkembang secara optimal.
Penguatan: memperkuat Dubois dan Miley pengetahuan dan kemampuan yang sebagaimana dikutip Suharto adalah dimiliki masyarakat dalam ; memecahkan masalah dan 1. Membangun relasi pertolongan memenuhi kebutuhan- yang: a merefleksikan respon kebutuhannya. Pemberdayaan harus empati; b menghargai pilihan dan mampu menumbuhkembangkan hak klien menentukan nasibnya segenap kemampuan dan sendiri sell-determination ; c kepercayaan diri masyarakat yang menghargai perbedaan dan keunikan menunjang kemandirian mereka.
Membangun komunikasi yang: a kelompok lemah agar tidak menghormati martabat dan harga tertindasoleh kelompok kuat, diri klien; b mempertimbangkan menghindari terjadinya persaingan kcragaman individu; c berfokus yang tidak seimbang apalagi tidak pada klion; d menjaga kerahasiaan sehat antara yang kuat dan lemah, klien.
Terlibat dalam pcmecahan masalah 16 yang: a memperkuat parti si pasi Edi Suharto. Membangun Masyarakat Ibid. Sedangkan masyarakat menurut 4. Merefleksikan sikap dan nilai Murtadha Muthahhari adalah kelompok profesi pekerjaan sosial melalui: a manusia yang saling terkait oleh ketaatan terhadap kode etik profesi; sistem-sistem, adat istiadat, ritus-ritus b keterlibatan dalam dan hukum-hukum khas yang hidup pengembangan profesional, riset, bersama.
Dalam arti asosiasi, sebuah 2. Definisi Masyarakat digariskan oleh batas-batas saling Istilah masyarakat berasal dari ketergantungan fungsional, terdiri dari bahasa Arab "syarikah" yang berarti karakteristik seperti identitas nasional perkumpulan. Lebih dikenal dan bcgitu familiar bagi luasnya, masyarakat merupakan masyarakat Indonesia dibandingkan infrastruktur ekonomi, sosial, atau istilah Arab al-mujtama' yang berarti industri, terdiri dari kumpulan individu masyarakat.
Kata masyarakat menurut W. Poerwadarminta dalam Kamus Besar b. Definisi Masyarakat Marjinal. Bahasa Indonesia diartikan sebagai Marjinal berasal dari bahasa pergaulan hidup manusia himpunan Inggris 'marginal' yang berarti jumlah orang yang hidup bersama di suatu atau efek yang sangat tempat dengan ikatan-ikatan aturan kecil.
Artinya, marjinal adalah suatu yang tentu. Marjinal juga dimaksud dengan istilah masyarakat identik denganmasyarakat kecil atau kaum yang terpinggirkan. Pengantar Sosiologi dan Sosiografi, akarra: Bulan Bintang, , hlm. Termasuk: Buruh anak, Kaum marjinal atau masyarakat ketidaksetaraan gender, ekslusi marjinal adalah masyarakat kelas sosial, kekerasan hak asasi bawah yang terpinggirkan dari b. Secara Infastruktur: kehidupan masyarakat. Individu atau kelompok kaum marjinal antara lain pengemis, masyarakat dari kultur manapun pemulung, buruh, petani, dan orang- ia perasal, ketika keberadaan orang dengan penghasilan pas-pasan mereka dalam kehidupan secara atau bahkan kekurangan.
Kriteria dan Indikator Marjinal. Kebanyakan kelompok Kriteria dan indicator marjinal masyarakat demikian biasanya berdasarkan subyeknya: menurut 25 terisolir dengan masyarakat pendapat Sindu Hartanto adalah kebanyakan. Seperti akses pada air bersih, a. Secara Sosiologis: jarak terhadap fasilitas 1. Secara Kesehatan: mendapatkan perlakuan tidak adil 1. Kelompok Masyarakat yang atau diskriminatif karena persoalan harapan hidupnya rendah, tingkat gender, seseorang atau kelompok kematian bayinya tinggi, masyarakat yang mengalami masyarakat yang mengalami gizi peminggiran sosial, dan masyarakat buruk dan kekurangan gizi, atau kelompok masyarakat yang hak semua ini bisa dikategorikan asasinya terlanggar.
Dengan dalam kelompok marginal. Secara Pendidikan: marginal. Maknanya: sebuah kelompok masyarakat yang di dalamnya tingkat buta hurufnya tinggi, banyak yang tidak sekolah, pada hari Selasa 30 Mei Pukul Seperti: tingkat buta huruf, pada hari Selasa 31 Mei Pukul Secara Indeks Pembangunan: e. Individu atau kelompok yang indeks pembangunannya rendah, masyarakat yang terhambat atau yang meliputi pertumbuhan tidak diberi ruang untuk ikut ekonominya rendah, pemerataan berpartisipasi dalam pemilu, ekonomi juga timpang dan tidak maka ia tergolong marginal merata, harapan hidup rendah, tingkat secara politik.
Begitupun melek huruf rendah, tidak adanya kelompok masyarakat yang tidak kesetaraan gender dalam ruang publik, bisa mendapatkan kenyamanan maka kelompok masyarakat semacam dan selalu terancam baik dalam ini juga masuk dalam klasifikasi m asalah keamanan maupun dari kelompok marginal. Yang juga masuk kekerasan ia juga masuk dalam dalam kelompok marginal adalah kategori marginal. Dalam kelompok m asyarakat miskin, yang konteks ini tentu pemenuhan dan ditunjukkan oleh rendanya pendapatan penanganannya pun berbeda.
Secara Ekonomi: kemiskinan manusia 1. Sebuah kelompok masyarakat maupun individu yang d. Pembangian pendapatan perkapitanya rendah Masyarakat Marjinal dan Aplikasi sehingga ia masuk kategori Dakwah pada Masyarakat Marjinal. Batas bawah dasarnya terbagi menjadi dua bagian pendapatan perkapita dalam hal yakni: Masyarakat Marginal yang ini berbeda-beda antara yang Tradisional dan Masyarakat Marginal biasanya ditetapkan pemerintah yang Tradisional Modern. Masyarakat Marginal yang international.
Begitupun Tradisional kelompok masyarakat yang Pemikiran teologis yang melihat meng-anggur dan tidak memiliki segala sesuatu keterbelakang-an umat pekerjaan, ia juga masuk dalam lebih dilihat semata rencana Tuhan dan kategori marginal. Seperti: pendapatan domestik masalah utama. Akar pemikiran ini perkapita rendah, tingkat lebih pada konsep takdir yang telah penganggur-an tinggi, dll. Secara Ekologis: menciptakan alam ini. Akar teologi 1. Kelompok masyarakat yang seperti ini sering dikenal dengan sumber daya alamnya rusak, golongan ahlusunah Sunni.
Pola terksploitasi sehingga mereka dakwah dari masyarakat marginal lebih tidak dapat memanfaatkannya pada proses penyampaian pesan-pesan lagi untuk kehidupan juga bisa Islam yang cenderung pada semangat dikategorikan marginal. Inilah yang menyebabkan kepada mad'u dengan tujuan golongan modernis meng-anggap menjalankan syariat agama. Umumnya bahwa golongan tradisionalis lebih materi dakwah erat kaitannya dengan cenderung pasrah kepada keadaan, ajaran-ajaran yang disyariatkan oleh termasuk dalam hal perkembangan di agama Islam.
Muaranya adalah masyarakat. Namun begitu, sebagian bagaimana materi disampaikan dari kelompok tradisionalis ada pula kemudian orang yang menerimanya yang mulai berupaya melakukan mempunyai akhlak yang mulia. Pada reinterpretasi, reaktualitas nilai-nilai tataran inilah materi harus disesuaikan yang dilembagakan dalam pesantren. Tidak Mereka umumnya bergerak pada mungkin antara satu mad'u dengan tataran "wacana transformatif" dan mad'u yang Iain sama dalam pengertian diikuti oleh aksi-aksi yang cara berpikir.
Apabila setiap orang memberdayakan. Wacana transformatif mempunyai cara berpikir yang tidak yang didengungkan dapat dilihat sama, maka bagaimana mungkin materi dengan seringnya mereka mengutip disamakan dalam penyampaiannya. Maka, klasifikasi materi 2. Masyarakat Marginal yang Modemis dengan memandang mad'u menjadi Cara berpikir yang melihat sebuah kewajiban. Namun karena umat Islam saat ini yang cenderung mad'u-nya adalah anak jalanan sebagai fatalistik artinya, menurut mereka perlu anggota masyarakat yang ada penafsiran baru terhadap termarginalkan, konsep yang keseluruhan konsep keagamaan secara ditawarkan sebagai berikut: rasional.
0コメント